Cerita pendek seorang petani generasi tandur mulai punah kisah iffanda anak petani

You are currently viewing Cerita pendek seorang petani generasi tandur mulai punah kisah iffanda anak petani
  • Post category:Berita / Cilacap
  • Post last modified:2023-01-18
  • Reading time:4 mins read

Jurnaljateng.com. Iffanda, generasi tandur mulai punah!!. jaman sekarang sudah jarang bahkan tidak ada yang mau terjun kesawah apalagi tandur, cerita pendek seorang petani.

Para remaja sekarang di generasi muda ini banyak yang bekerja di pabrik.

Sempat viral

Akhir-akhir ini muncul berita yang sedang viral tentang foto wanita remaja cantik bernama iffanda Syafira asal Baureno Bojonegoro yang terjun ke sawah.

 

Cerita pendek seorang petani
Iffanda syafirra cerita pendek seorang petani

Melalui Akun media sosial nya

Iffanda juga menuliskan melalui akun media sosialnya jangan menilai orang hanya dari penampilan, tidak ada yang melarang seseorang untuk tampil cantik saat ke sawah sekalipun.

“Lagian wong ayu ning sawah lo ayune ra bakal ilang kok mbak_mbak e (lagian kalau orang cantik ke sawah cantiknya tidak bakal hilang kok mba-mba nya) gurau pria berkomentar tulis di akun media sosialnya.

Lalu iffanda mengklarifikasi tentang postingan miliknya

“Maaf sebelumnya dari postingan saya kemarin yg lagi viral-vilralnya, sekarang saya disini cuman mau mengklarifikasi

Bahwa postingan saya ini benar benar tulus dari hati membantu orang tua saya tapi kenapa kok jadi fitnah kayak gini.

Ada yg bilang lagi pencitraan lah, nyaleg lah, pansos lah dan masih banyak lgi.

Masalah baju sebenarnya baju yg saya pake itu tidak bagus sih menurutku, mangkanya aku pake kesawah warnanya juga gk putih kok tapi hijau ada motif putih dan birunya, di komen banyak yg bilang putih.

Dikiranya saya lgi magang disawah itu baju sebenarnya baju jaman dulu bajunya kakak perempuan saya, kalau tidak salah bajunya itu model sekitar tahun 2004, sewaktu saya masih duduk
dibangku SMP.

Lihat saja kancing lengannya kancing jadul (jaman_dulu) dan bajunya sekarang lagi tenar lagi namanya hem monalisa, terus masalah.

make up saya dari dulu sampai sekarang memang suka dandan kemanapun saya pergi selalu dandan rapi.

Teman-teman bilang kalau saya tergolong cewek fashionable tidak pernah acak_acakan dari rambut, wajah, pakaian selalu rapih jadi jangan lebay dan jangan kaget kalau saya kesawah kayak gitu” ujar iffanda.

Lagian memangnya salah yah kalau kesawah dandan rapi dan cantik, tidak juga kan?

Yang terpenting kan saya nyaman, para petani samping kanan kiri sawah saya juga tidak merasa terganggu akan kehadiran saya itu sah-sah saja.

Nyaman dengan penampilan saya tidak merasa terganggu, sudah cukup sekian ini foto baju, kerudung, celana dekil yang kemarin saya pakai pergi ke sawah kebetulan belum saya cuci.

Kita ambil sisi positifnya saja kawan

Pesan saya jangan
pernah menilai orang dari segi penampilanya saja ibarat:

Wayah shoping yo shoping, wayah kerjo yo kerjo, wayah ngopi yo ngopi, wayah sholat yo sholat, wayah ning sawah yo ning sawah.

Pokoke kudu ngerti wayah ora ono sing nglarang wong ayu nek sawah kabeh karek wong e lagian wong ayu ning sawah lo ayune ra bakal ilang kok mbak-mbak e mas mas e)?? terimakasih… wassalamualaikummm wr.wb.

Artinya:

(Waktu shoping ya shoping, waktunya kerja ya kerja, waktunya ngopi ya ngopi waktunya sholat ya sholat, waktunya kesawah ya kesawah)”ujar iffanda.

Pokoknya harus tahu waktu, tidak ada yang bisa melarang Orang cantik itu pergi ke sawah, tinggal orangnya saja mau atau tidak.

Lagian kalau orang cantik pergi ke sawah pun cantiknya tidak bakal luntur cantiknya tidak bakal hilang ko mba-mba, mas-mas, terimakasih wassalamu’alaikum,” klarifikasi iffanda dalam hujatan di komentar media sosialnya.

Dan diketahu melalui Facebooknya, orang tua Iffanda memang seorang petani.

Memosting dirinya sedang membantu orang tua di sawah bukan hanya sekali dia lakukan.

Ia pernah mengunggah foto dirnya membantu orangtua sambil sarapan di ladang.

Rutinitas nek libur kerjo bantu wong tuo ning sawah,sarapane neng tengah sawah rasane nikmate masyaAllah.

Rutinitas saat libur kerja, membatu orangtua di sawah. Sarapannya di tengah sawah, rasanya, nikmatnya masyaallah, tulisnya iffanda.

Postingan tersebut juga menuai komentar, hanya tidak sebanyak apa yang dia posting 9 April lalu.

Melihat komentar tersebut dia pun memberikan tantangan kepada netizen untuk datang ke rumahnya dan mejajal nikmatnya terik matahari di sawah.

“Sing jare pencitraan lah sing opolah gak peduli nek sampean pengen ngerti rene dolano ning omahku nek dino minggu ayok tak jak ning sawah.

Ngewangi wong tuoku ben ngerti rasane nikmate panasen, nikmate gatelen, nikmatek embeten, anak e wong tani kok gengsi isin moh nek sawah yooo saruuuu.

Artinya:

Yang bilang pencitraanlah yang apalah tidak peduli kalau kalian pengin tahu sini main ke tempat rumah saya kalau hari minggu mari saya ajak ke sawah bantu orang tua saya.

Biar tahu rasanya nikmat panasan, nikmat gatal, anak orang tani masa gengsi.

Begitulah kisah iffanda syafirra asal baureno bojonegoro.